Kamis, 24 September 2015

Mengenal Orang-orang Inspiratif

Kalau aku ditanya hal apa saja yang aku syukuri saat ini? Aku akan memberikan jawaban berderet-deret seperti antrian tiket kereta api saat lebaran. Salah satu dari deretan itu adalah aku bersyukur telah diberi kesempatan untuk mengenal orang-orang yang inspiratif.

Kalau kita diberi harta, mungkin akan habis sekali guna. Tapi kalau kita diberi inspirasi, Ia akan berkembang berlipat-lipat.

Inspirasi tidak selalu datang dari orang-orang terkaya di dunia, orang tercerdas, atau orang paling tinggi kekuasaannya. Inspirasi bisa datang dari mana dan siapa saja. Maka selalulah menundukan hati kita untuk peroleh mutiara dari tempat-tempat yang tak terduga. Ia bisa muncul dari kotak emas, meja marmer, lemari reot, karung sobek, atau bahkan di comberan mampet. Semua itu, sekali lagi, hanya bisa didapat dengan penglihatan yang jernih.

Hari ini aku belajar tentang integritas dan ketulusan dari dua orang yang secara lapisan sosial sangat berbeda. Satu orang mewakili lapisan paling atas, satu orang mewakili lapisan paling bawah. Kedua-duanya adalah manusia pilihan di mata saya. Mereka berdua adalah manusia-manusia super yang total dan menghindarkan diri dari keluh kesah. Jiwa mereka begitu lapang, aura-aura kebaikan selalu menyertai langkah mereka. Aku bersyukur telah dipertemukan dengan mereka. Semoga energi yang terpancar menggumpal dan menetap dalam spiritku untuk bekerja, berkarya, total.

Minggu, 13 September 2015

Berhenti Sejenak

Berterimakasihlah jika kita diberi kesibukan. Tapi sibuk yang tidak produktif tentu saja kurang sehat. Sibuklah dengan kualitas yang tinggi. Jangan sibuk tapi tidak menghasilkan apa-apa. Namun diluar kendali kita sebagai manusia, kendati tidak menghasilkan apa-apa, Tuhan tetap memerintahkan kita untuk sibuk. Ya, sibuklah kamu!

Pagi ini disela-sela keletihan, aku teringat cletukan seorang sahabat, "Sungguh tersiksanya orang yang letih karena tidak melakukan apa-apa. Jadi ketika kita letih karena bekerja itu sesungguhnya jauh lebih nikmat daripada letih karena kebingungan akan melakukan apa." Maka akupun bersyukur atas keletihan ini (meski sempat terbesit bayangan hidup santai berleha-leha).

Sibuk bukan berarti tak berhenti. Jangan sampai kita kehilangan makna karena tidak pernah berhenti. Dengan berhenti kita punya kesempatan mengevaluasi. Dengan berhenti kita punya kesempatan menyusun energi. Dengan berhenti kita bisa menyiapkan diri untuk lebih produktif lagi. Bukankah mesin saja tidak bagus kalau digunakan terus-menerus? Maka berhentilah sejenak.


Jumat, 04 September 2015

Pandai-pandailah Berterimakasih

Ketika ada orang yang selalu merasa tidak puas dengan pemberian kita, ada dua kemungkinan; kita yang kurang atau dia yang tidak bersyukur. Maka pandai-pandailah berterimakasih. Karena rasanya dituntut untuk lebih itu tidak enak. Bayangkan saja jika  kita menghidangkan masakan untuk seseorang, lalu tanpa mengucapkan terimakasih orang tersebut berkomentar, "masakannya kurang asin, terlalu keras, kurang matang, terlalu lembek, terlalu ini terlalu itu," lalu yang terakhir dilepehkanlah makanan itu di depan mata kita. Rasanya seperti apa? Enak kan? Ya pasti enak...ahaa.. 

Selamat berakhir pekan, 

Ngopi dulu yuk biar gak tegang.., glek..srupuut...