Minggu, 15 Januari 2017

Jiwa Yang Dirahmati

Bahagia adalah sikap terbuka menerima segala keadaan. Banyumas waktu itu. Foto : DA

Muara cinta Illahi memancar sempurna. Berkilau kilat kilat cahayanya. Hangat sekali menyentuh pipi. Bagaimanakah nikmatnya bergelimang cahaya, jika sepercik saja membuat debar takjub dan kebahgiaan.

Ada dahaga yang terpenuhi. Seteguk rahmat hadirkan nikmat berlipat-lipat. Yang sedikit menjadi banyak, yang sempit menjadi luas. Begitulah esensi bersyukur. Melihat begitu luas saat hati terbuka. Melihat begitu banyak saat jiwa tengadah.

Dari atas hujan tak henti-hentinya. Bahkan tak sedetik pun . Ia terus melaju merasuki hidup kita, tinggal jiwa kita akan menampiknya atau memupuknya agar tumbuh menjadi pohon-pohon cinta yang menentramkan. Jiwa kita inilah tanah dan hujan itu rahmah.

Batavia, 16 Januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar