Minggu, 24 April 2016

Burung Pemadam Kebakaran

Saya mendengar fabel ini dari Profesor Yunan. Saat mendengarkannya bercerita, hati saya berbinar-binar penuh optimisme. Inilah yang dibutuhkan anak muda ketika memulai melangkah. Mungkin banyak kritik disana-sini saat kita berbuat. Prof. Yunan mengajarkan kita untuk terus berbuat.
Alkisah, di sebuah hutan terjadi  kebakaran hebat yang memakan jutaan hektar lahan. Asap dimana-mana, api berkobar-kobar. Melihat kejadian ini, seekor burung gelisah. Lalu ia menghirup air dengan pelatuknya di aliran sungai, kemudian Ia terbang dan meneteskan air yang dihirupnya tersebut di atas hutan  yang kebakaran. Demikian Ia melakukannya mondar-mondir.Menghirup air lalu menjatuhkan ke atas api yang menjilat-jilat.

Seekor gajah yang melihat prilaku burung terkekeh ketawa geli. Ditegurnya burung, "Hai burung, apa yang kau lakukan? Kau kira air setetes-setetes itu mampu memadamkan kebakaran yang dahsyat? Gak ngaruh kali..."

Burung itu menjawab, "Aku menyaksikan kebakaran ini di depan mataku, maka aku harus melakukan sesuatu. Biarlah aku tak bisa memadamkan api, tapi paling tidak aku telah berbuat." 
***

Lihatlah apa yang dilakukan burung? Dia melakukan sesuatu yang Ia bisa. Dia mengambil peran. Sementara disisi lain ada yang sibuk menertawakan dan komentar tanpa melakukan apa-apa. Yang komentar bahkan lebih besar, lebih kuat. Biarlah burung itu kecil seperti tak punya kekuatan. Tapi biar kecil yang penting Ia mendayagunakan apa yang Ia miliki.

Mari berbuat, teman...

Senin, 25 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar