Berbahasa itu seperti berbusana. Busana adalah
lambang etika. Ketika busanamu bagus maka menunjukan pribadimu bagus. Penilaian
semacam ini adalah standar penilaian paling mudah, yaitu penilaian secara kasat
mata yang bisa dilakukan dan dirasakan seketika. Begitu juga dalam berbahasa.
Ketika bahasamu bagus itu juga menunjukan pribadimu bagus. Ketika bahasa yang
kau gunakan buruk juga menunjukan pribadimu buruk. Karena apa yang terucap
lewat bahasa adalah hasil olahan otak dan hatimu.
Soekarno mengatakan, ketika kata tak lagi
bermakna, lebih baik diam. Jika dirunut kata-kata Soekarno tersebut merupakan
bahasa lain dari sabda Muhammad S.A.W yang kurang lebih berbunyi,
"Berkatalah yang baik, jika tidak bisa berkata yang baik maka lebih baik
diam". Jadi selain etika, ternyata dalam bahasa atau kata-kata itu
mengandung sebuah dampak yang luar biasa dalam kehidupan bermasyarakat.
Kata-kata yang baik dapat membangun relasi yang baik dan harmonis dalam
bermasyarakat. Kata-kata yang buruk dapat menciptakan relasi yang buruk bahkan
berakibat pada perpecahan, dendam, sakit hati. Relasi-relasi semacam ini dapat
ditarik kepada hubungan yang lebih sempit; keluarga, pertemanan, atau asmara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar