Minggu, 19 April 2015

Kamus Bahasa Banyumas, Keren!


Bahagia poll punya kamus yang keren ini, “Kamus bahasa Banyumas”.  Kamus yang berisi kosa kata khas daerah Banyumas. Tau kan Banyumas? Itu lho salah satu kabupaten nan damai di Jawa Tengah. Kamus ini hadir menjawab pertanyaan masyarakat dunia tentang apa sih yang membedakan bahasa Banyumas dengan bahasa Jawa?

Pertanyaan diatas sama halnya dengan pertanyaan turis-turis asing tentang apa sih bedanya Bali dan Indonesia? Yup, Bali adalah bagian dari Indonesia. Begitu juga bahasa Banyumas adalah bagian dari bahasa Jawa dengan karakter dan identitas kebanyumasannya tersendiri.

Kamus setebal 334 halaman ini membuatku geleng-geleng. Ternyata banyak kata-kata yang sering kugunakan untuk komunikasi di kampung dan lebih banyak lagi yang baru ku ketahui di kamus ini. Oh Tuhan.., aku semakin yakin, bahasa Banyumas inilah sebuah aset maha mahal yang aku punya.

Penyusun kamus ini adalah budayawan sekaligus sastrawan lokal yang karyanya udah mengglobal. Pasti Anda tidak asing lagi dengan novel “Ronggeng Dukuh Paruk”, masterpiece Ahmad Tohari. Ya, Ahmad Tohari  adalah sastrawan kelahiran asli Banyumas. Membaca trilogi Ronggeng Dukuh Paruk serasa masuk ke dalam relung suasana pedesaan di Banyumas tahun 1960-an. Tak heran jika akhirnya novel tersebut difilmkan dengan judul “Sang Penari”. Wah, aku jadi cerita novel nih... Baiklah, soal Ahmad Tohari dan karyanya mungkin akan ku ceritakan pada episode selanjutnya ya...

Kita kembali soal kamus bahasa Banyumas. Bagi Anda para pegiat bahasa atau pun budaya, atau bahkan orang awam sekali pun, saya rekomendasikan banget untuk mempunyai kamus ini. Sah-sah saja Anda belajar bahasa Inggris, Mandarin, Korea, Arab dan semua yang berbau asing, tapi siapa yang akan menjaga bahasa lokal kita kalau bukan kita sendiri? Ayolah mulai bangga dengan apa yang kita punya. Jangan sampai bahasa Banyumas itu nanti akan mengancam kita seperti syair lagunya Mulan Jameela, “Kamu pasti nanti kan menyadarinya, saat aku tak lagi ada...”hiks...  


Anak-anak wajib dikenalkan

Bagi para orang tua sebaiknya tak lupa mengenalkan bahasa lokal kepada anak-anaknya. Kalau Anda orang Banyumas dan sekitarnya, bahasa lokal tersebut adalah bahasa Banyumas tentunya. Kita, anak kita, cucu kita, harus dipahamkan betul akar budayanya. Jangan sampai anak cucu atau generasi kita lupa dan asing dengan bahasanya sendiri. Jangan sampai juga nanti anak cucu kita harus ambil kuliah Bahasa Banyumas di Belanda. Gak lucu kan?

Maka dari sekarang kita harus jadi penjaga gawang bahasa lokal, pokoke aja nganti kebobolan. Aja nganti getun neng mburi. Sebab apa? Sebab sedikitnya 169 bahasa daerah di Indonesia saat ini terancam punah. Owalah biyung… Selamatkan bahasa  daerah!

Saya bersyukur di Banyumas masih ada orang-orang yang mengupayakan pendokumentasian bahasa lokal seperti ini. Apresiasi mendalam saya ucapkan kepada Bapak Ahmad Tohari dan tim. Ini adalah antisipasi cerdas untuk menjaga kepunahan bahasa Banyumas. Mudah-mudahan kita akan semakin fasikh lagi dalam melafadzkan dialek Banyumasan. Bagi yang sudah lupa-lupa ingat, mari kita buka kamus ini…

Saya kasih bocoran sedikit ya, beberapa kata yang ada di kamus. Mungkin Anda akan bernostalgia dengan beberapa kata karena sudah jarang menggunakannya, atau Anda yang usianya masih remaja akan mengernyitkan dahi karena baru mengetahuinya. Atau Anda bahkan lupa karena sudah saking lamanya tinggal di Arab atau Hongkong.

Contoh:
Blendhing  : perutnya buncit tubuhnya kurus.
Kalimat       : Bocah koh ora gedhe-gedhe, mung wetenge thok sing mblendhing.

Kisut           : Berkerut, keriput.
Kalimat      : Pipine baen wis kisut ning esih lenjeh

Genthoak  : Berteriak-teriak, bicara keras-keras
Kalimat      : Wis wengi cah, aja genthoakan bae!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar