“Terus...terus...” aba-aba seorang lelaki berkaos putih di halaman sebuah
toko. Lelaki ini tengah memarkir sebuah mobil box untuk memutar rodanya mundur
ke arah kanan. Lambaian tangan dan teriakan laki-laki yang kurang lebih
berprofesi sebagai tukang parkir itu meyakinkan sang supir untuk mengarahkan
mundur mobilnya. Sedangkan posisi mobil
masih menjorok ke halaman dalam pertokoan, sehingga membuat siapa saja,
pengendara maupun pejalan kaki tak “ngeh” dengan mobil yang hendak mundur.
Untungnya sebagai pejalan kaki saya segera sigap berhenti. Karena saya tidak
perlu repot-repot untuk menginjak rem ataupun banting setir saat kejadian
mendadak di depan mata. Cukup syaraf otak yang membuat instruksi, langkah
langsung terhenti.
Dari arah kiri bajai berwarna oranye sedang melaju dengan kecepatan
sedang. Hanya berjarak sekitar 10 meter
sepertinya supir bajai baru menyadari ada mobil box yang sudah mulai mundur,
sementara tukang parkir tak hirau dengan lalu lintas sekitar. Ia hanya fokus
pada mobil box.
Apa yang terjadi?
Supir bajai dengan ekspresi kegatennya spontan tancap gas untuk menghindari
mobil box. Sepertinya memang tidak mungkin bagi dia untuk ngerem mendadak dalam
jarak 10 meter. Lagi pula kalau pun Ia berhasil ngerem, hasilnya bajai akan
berhenti persis di belakang mobil box sementara mobil box sedang bergerak
mundur.
Dengan improf yang cerdas akhirnya bajai itu pun lolos dari incaran maut.
Tukang parkir seperti tak mau tau. Ia masih berteriak, “terus...terus...!”.
Supir bajai sempat mengumpat tak jelas kemudian berlalu meninggalkan mobil box
dan tukang parkir yang abai padanya. Dari berbagai arah, selanjutnya
motor-motor berhenti dengan sendirinya karena bodi mobil box sudah memenuhi
jalan (kebetulan jalan itu jalan kecil). Tukang parkir berhasil memarkir mobil
box, semua pengendara dan pejalan kaki pun dapat melintas setelahnya.
Dari kejadian ini saya semakin yakin bahwa menjadi tukang parkir tidak
sesederhana memakai seragam oranye dan meniup peluit. Lebih dari itu. Tukang
parkir harus memiliki kecerdasan multidimensional. Dia harus tau rambu-rambu, harus
bisa memberi aba-aba yang jelas, harus jeli melihat keadaan sekitar, harus
berbagi aba-aba antara kendaraan yang tengah diparkir dan kendaraan-kendaraan
yang mungkin akan melintas, harus tau mana yang didahulukan, harus peka, harus
komunikatif, harus mempraktekan ilmu fisika yaitu tentang jarak, kecepatan, ketepatan,
dan sudut. Ribet kah? Tentu saja tidak. Ini sebuah konsekuensi
pekerjaan. Kalau perlu buatlah SIM (Surat Ijin Markir).
Bagi Anda yang suka bepergian, berkendaraan, atau bahkan hidup di jalanan
tentunya sudah berpengalaman dengan
berbagai karakter tukang parkir. Negara kita memang belum punya standar
baku tukang parkir sehingga wajar saja kalo profesi tukang parkir ini menemui
beragam metode dan aturan mainnya. Berikut 5 tipe tukang parkir yang pernah
saya temui selama ini:
1.
Tipe tukang parkir yang peka
Tukang parkir ini biasanya sangat peka, ketika
kita baru menyalakan lampu sen dari kejauhan, ditempatnya bekerja Ia sudah bisa
membaca gelagat kita yang hendak parkir. Sehingga dengan sigap Ia memberi
aba-aba jalanan sekitar untuk berhati-hati karena ada kendaraan yang akan
berhenti untuk parkir. Kendaraan-kendaraan yang sedang berjalan seketika akan
melambatkan jalannya setelah melihat gestur tukang parkir yang melambai-lambai
dan pasang badan. Dengan begitu kendaraan yang hendak parkir merasa lega dan
nyaman dengan situasi yang dicipta tukang parkir. Setelah kendaraan mulai
melamban, si tukang parkir sigap mencarikan posisi yang kosong agar kendaraan
tersebut bisa mendapat tempat. Lalu ketika kendaraan hendak keluar dari tempat
parkir, tukang parkir pun kembali mencipta rasa nyaman seperti saat kendaraan
itu datang.
2. Tipe tukang parkir yang cuek
Menghadapi tukang parkir yang cuek, Anda harus
pandai-pandai mengendalikan kemudi. Anda perlu menyalakan lampu sen jauh-jauh,
selalu awas dengan sekitar, menyelidik kaca spoin, bila perlu
melambai-lambaikan tangan sendiri untuk memberi aba-aba sekitar. Lalu saat Anda
tidak disambut, apalagi dicarikan posisi parkir, silahkan Anda cari tempat
parkir sendiri. Bila lokasi sempit bahkan mungkin Anda harus rela
mengangkat-ngangkat motor orang lain demi tempat yang diperlukan kendaraan
Anda. Biasanya tukang parkir cuek ini hanya cuek terhadap Anda dan kendaraan,
tapi tanggap dengan biaya parkir!
3. Tipe Tukang Parkir yang tidak bertanggungjawab
Anda pernah parkir bayar di muka? Ada-ada saja
tipe tukang parkir yang satu ini. Belum ada jaminan bahwa kendaraan yang kita
parkir aman, dengan seenaknya dia menarik tarif. Setelah kita bayar biaya
parkir di muka, dia tinggal pergi kendaraan kita. Dia tidak peduli kalau
tiba-tiba ada pencuri yang mengambil kendaraan kita di tempat parkir atau helm
bagi yang menggunakan kendaraan bermotor, yang penting kita sudah bayar. Dia tidak
mau ambil urusan. Mau motor kita rubuh, spion kita copot, dia tidak mau tau.
Bahkan setelah kita keluar dari tempat belanja atau tempat yang kita tuju, kita
akan tengok-tengok sendiri untuk memarkir. Sementara si tukang parkir yang
meminta bayaran sudah hilang entah kemana.
4.
Tipe tukang parkir setia
Bertolak belakang dengan tukang parkir yang tidak
bertanggungjawab, tukang parkir yang setia ini tidak akan menarik tarif kecuali
setelah tugas dia sebagai pemarkir dan penjaga kendaraan selesai. Anda akan
merasa lega dan tenang, karena setelah menyelesaikan urusan Anda, Anda masih
mendapati tukang parkir yang setia menunggui kendaraan Anda. Kendaraan Anda
utuh dan diantar sampai jalan dengan selamat.
5. Tipe tukang parkir yang manis
Anda pernah memarkir sepeda motor kemudian
disambut hamparan kardus? Hamparan kardus ini dimaksudkan untuk melindungi
motor Anda dari sengatan matahari ketika tempat parkirnya terbuka. Sehingga
pantat Anda terminimalisir dari rasa terbakar yang super panas saat menduduki
jok yang telah terjemur. Tidak setiap tukang parkir menyediakan fasilitas
kardus ini meskipun tempat parkirnya terbuka. Maka saya menganggap tipe tukang
parkir jenis ini sangat manis.
Demikian sekilas gambaran tipe-tipe tukang parkir
yang pernah saya temui. Mungkin Anda pernah menemukan tipe yang lain?
Oh ya saya belum kroscek apakah diluar negeri ada
profesi tukang parkir, karena selama saya nonton film atau tayangan-tayangan
luar negeri sepertinya belum pernah menjumpai tukang parkir. Mungkin di luar
sana setiap pengemudi atau pengguna jalan sudah cerdas. Mereka tidak perlu
bantuan aba-aba untuk memarkir, juga aman dari pencurian, sehingga bisa dengan
tenang memarkir kendaraannya di manapun. Lalu tempat parkir juga tersedia luas.
Tidak seperti kita yang sering parkir sembarangan (di trotoar, di jalanan, di
pintu masuk gedung) karena memang tidak tersedia tempat parkir yang baik.
Artikel yang menarik tentang tukang parkir.....
BalasHapusKalau saja para tukang parkir membaca artikel ini pasti mereka berebut mana tipe tukang parkir yang ada dalam diri mereka...tentunya mereka tidak mau disebut tukang parkir yang tidak bertanggungjawab dan cuek....
Iyup lah, profesi apa pun harus dijalankan dengan bertanggungjawab dn tulus. Dengan begitu kita telah menjadi partikel yang ikut berperan menjaga keteraturan sistem.. Bukan begitu? Kalo tukang parkire ngawur ntar banyak trouble di sistem dong...
Hapus