Senin, 26 Januari 2015

5 Tipe Tukang Parkir


“Terus...terus...” aba-aba seorang lelaki berkaos putih di halaman sebuah toko. Lelaki ini tengah memarkir sebuah mobil box untuk memutar rodanya mundur ke arah kanan. Lambaian tangan dan teriakan laki-laki yang kurang lebih berprofesi sebagai tukang parkir itu meyakinkan sang supir untuk mengarahkan mundur mobilnya. Sedangkan posisi mobil masih menjorok ke halaman dalam pertokoan, sehingga membuat siapa saja, pengendara maupun pejalan kaki tak “ngeh” dengan mobil yang hendak mundur. 

Untungnya sebagai pejalan kaki  saya segera sigap berhenti. Karena saya tidak perlu repot-repot untuk menginjak rem ataupun banting setir saat kejadian mendadak di depan mata. Cukup syaraf otak yang membuat instruksi, langkah langsung terhenti.

Dari arah kiri bajai berwarna oranye sedang melaju dengan kecepatan sedang.  Hanya berjarak sekitar 10 meter sepertinya supir bajai baru menyadari ada mobil box yang sudah mulai mundur, sementara tukang parkir tak hirau dengan lalu lintas sekitar. Ia hanya fokus pada mobil box. 

Apa yang terjadi?

Supir bajai dengan ekspresi kegatennya spontan tancap gas untuk menghindari mobil box. Sepertinya memang tidak mungkin bagi dia untuk ngerem mendadak dalam jarak 10 meter. Lagi pula kalau pun Ia berhasil ngerem, hasilnya bajai akan berhenti persis di belakang mobil box sementara mobil box sedang bergerak mundur. 

Dengan improf yang cerdas akhirnya bajai itu pun lolos dari incaran maut. Tukang parkir seperti tak mau tau. Ia masih berteriak, “terus...terus...!”. Supir bajai sempat mengumpat tak jelas kemudian berlalu meninggalkan mobil box dan tukang parkir yang abai padanya. Dari berbagai arah, selanjutnya motor-motor berhenti dengan sendirinya karena bodi mobil box sudah memenuhi jalan (kebetulan jalan itu jalan kecil). Tukang parkir berhasil memarkir mobil box, semua pengendara dan pejalan kaki pun dapat melintas setelahnya.

Dari kejadian ini saya semakin yakin bahwa menjadi tukang parkir tidak sesederhana memakai seragam oranye dan meniup peluit. Lebih dari itu. Tukang parkir harus memiliki kecerdasan multidimensional. Dia harus tau rambu-rambu, harus bisa memberi aba-aba yang jelas, harus jeli melihat keadaan sekitar, harus berbagi aba-aba antara kendaraan yang tengah diparkir dan kendaraan-kendaraan yang mungkin akan melintas, harus tau mana yang didahulukan, harus peka, harus komunikatif, harus mempraktekan ilmu fisika yaitu tentang jarak, kecepatan, ketepatan, dan sudut. Ribet kah? Tentu saja tidak. Ini sebuah konsekuensi pekerjaan. Kalau perlu buatlah SIM (Surat Ijin Markir).

Bagi Anda yang suka bepergian, berkendaraan, atau bahkan hidup di jalanan tentunya sudah berpengalaman dengan  berbagai karakter tukang parkir. Negara kita memang belum punya standar baku tukang parkir sehingga wajar saja kalo profesi tukang parkir ini menemui beragam metode dan aturan mainnya. Berikut 5 tipe tukang parkir yang pernah saya temui selama ini:

 1.    Tipe tukang parkir yang peka
Tukang parkir ini biasanya sangat peka, ketika kita baru menyalakan lampu sen dari kejauhan, ditempatnya bekerja Ia sudah bisa membaca gelagat kita yang hendak parkir. Sehingga dengan sigap Ia memberi aba-aba jalanan sekitar untuk berhati-hati karena ada kendaraan yang akan berhenti untuk parkir. Kendaraan-kendaraan yang sedang berjalan seketika akan melambatkan jalannya setelah melihat gestur tukang parkir yang melambai-lambai dan pasang badan. Dengan begitu kendaraan yang hendak parkir merasa lega dan nyaman dengan situasi yang dicipta tukang parkir. Setelah kendaraan mulai melamban, si tukang parkir sigap mencarikan posisi yang kosong agar kendaraan tersebut bisa mendapat tempat. Lalu ketika kendaraan hendak keluar dari tempat parkir, tukang parkir pun kembali mencipta rasa nyaman seperti saat kendaraan itu datang.

2.    Tipe tukang parkir yang cuek
Menghadapi tukang parkir yang cuek, Anda harus pandai-pandai mengendalikan kemudi. Anda perlu menyalakan lampu sen jauh-jauh, selalu awas dengan sekitar, menyelidik kaca spoin, bila perlu melambai-lambaikan tangan sendiri untuk memberi aba-aba sekitar. Lalu saat Anda tidak disambut, apalagi dicarikan posisi parkir, silahkan Anda cari tempat parkir sendiri. Bila lokasi sempit bahkan mungkin Anda harus rela mengangkat-ngangkat motor orang lain demi tempat yang diperlukan kendaraan Anda. Biasanya tukang parkir cuek ini hanya cuek terhadap Anda dan kendaraan, tapi tanggap dengan biaya parkir!

3.   Tipe Tukang Parkir yang tidak bertanggungjawab
Anda pernah parkir bayar di muka? Ada-ada saja tipe tukang parkir yang satu ini. Belum ada jaminan bahwa kendaraan yang kita parkir aman, dengan seenaknya dia menarik tarif. Setelah kita bayar biaya parkir di muka, dia tinggal pergi kendaraan kita. Dia tidak peduli kalau tiba-tiba ada pencuri yang mengambil kendaraan kita di tempat parkir atau helm bagi yang menggunakan kendaraan bermotor, yang penting kita sudah bayar. Dia tidak mau ambil urusan. Mau motor kita rubuh, spion kita copot, dia tidak mau tau. Bahkan setelah kita keluar dari tempat belanja atau tempat yang kita tuju, kita akan tengok-tengok sendiri untuk memarkir. Sementara si tukang parkir yang meminta bayaran sudah hilang entah kemana.

4.   Tipe tukang parkir setia
Bertolak belakang dengan tukang parkir yang tidak bertanggungjawab, tukang parkir yang setia ini tidak akan menarik tarif kecuali setelah tugas dia sebagai pemarkir dan penjaga kendaraan selesai. Anda akan merasa lega dan tenang, karena setelah menyelesaikan urusan Anda, Anda masih mendapati tukang parkir yang setia menunggui kendaraan Anda. Kendaraan Anda utuh dan diantar sampai jalan dengan selamat.

5.   Tipe tukang parkir yang manis
Anda pernah memarkir sepeda motor kemudian disambut hamparan kardus? Hamparan kardus ini dimaksudkan untuk melindungi motor Anda dari sengatan matahari ketika tempat parkirnya terbuka. Sehingga pantat Anda terminimalisir dari rasa terbakar yang super panas saat menduduki jok yang telah terjemur. Tidak setiap tukang parkir menyediakan fasilitas kardus ini meskipun tempat parkirnya terbuka. Maka saya menganggap tipe tukang parkir jenis ini sangat manis.

Demikian sekilas gambaran tipe-tipe tukang parkir yang pernah saya temui. Mungkin Anda pernah menemukan tipe yang lain?

Oh ya saya belum kroscek apakah diluar negeri ada profesi tukang parkir, karena selama saya nonton film atau tayangan-tayangan luar negeri sepertinya belum pernah menjumpai tukang parkir. Mungkin di luar sana setiap pengemudi atau pengguna jalan sudah cerdas. Mereka tidak perlu bantuan aba-aba untuk memarkir, juga aman dari pencurian, sehingga bisa dengan tenang memarkir kendaraannya di manapun. Lalu tempat parkir juga tersedia luas. Tidak seperti kita yang sering parkir sembarangan (di trotoar, di jalanan, di pintu masuk gedung) karena memang tidak tersedia tempat parkir yang baik.


2 komentar:

  1. Artikel yang menarik tentang tukang parkir.....
    Kalau saja para tukang parkir membaca artikel ini pasti mereka berebut mana tipe tukang parkir yang ada dalam diri mereka...tentunya mereka tidak mau disebut tukang parkir yang tidak bertanggungjawab dan cuek....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyup lah, profesi apa pun harus dijalankan dengan bertanggungjawab dn tulus. Dengan begitu kita telah menjadi partikel yang ikut berperan menjaga keteraturan sistem.. Bukan begitu? Kalo tukang parkire ngawur ntar banyak trouble di sistem dong...

      Hapus