Sabtu, 07 Februari 2015

Otokritik



Tak perlu ke Cina untuk Belajar Kaya

Perlukah orang Indonesia pergi jauh-jauh untuk menuntut ilmu ke Cina? Pertanyaan menggelitik dilontarkan oleh anggota MUI pusat, Dr. Anwar Abbas, M.A. 

Menurutnya tidak perlu! Tidak perlu orang Indonesia ke Cina, karena Cinanya sudah ada di Indonesia. Mereka sudah sangat dekat dengan kita. Kita tinggal bekerjasama dengan mereka agar kita bisa maju.

Ada Apa dengan Cina?

Anwar Abbas telah meneliti sebelas orang terkaya di Indonesia. Hasilnya? Deretan orang-orang terkaya tersebut ternyata adalah orang cina. Yang tentunya agama mereka bukan Islam. Hanya satu orang Islam yang duduk dalam deretan orang terkaya di Indonesia itu  ialah Chairul Tanjung. Sekali lagi hanya satu. Ironi. Penduduk Islam terbesar perekonomiannya jauh dibawah orang-orang minoritas di Indonesia.

Mental Umat Islam: Mental Pegawai

Seolah lupa dengan semangat enterpreuner K.H. Ahmad Dahlan yang menjadi pedagang batik tersohor, kini umat Islam terbius dengan obsesi menjadi PNS atau pegawai saja. Mental-mental seperti ini tentu saja menghasilkan masyarakat pasif. Tidak kreatif. Merasa puas dengan penghasilan yang pas-pasan. Padahal kesempatan untuk menjadi umat Islam yang kaya terbuka lebar. 

Bagaimana caranya? 

Kita harus gigih membangun perekonomian dengan cara berdagang. Berdagang adalah satu-satunya cara menjemput rizki yang melimpah ruah. Umat Islam harus mempunyai cita-cita yang besar dan luhur. Tidak hanya berorientasi menjadi pegawai demi mencukupi kebutuhannya sendiri. Karena Islam punya konsep zakat, ibadah haji, pemberdayaan, pendidikan, dll. Dan konsep tersebut mustahil terlaksana kecuali umat Islam di Indonesia kaya-kaya. 

Memeras seminar yang diselenggarakan untuk Menyambut Kongres Umat Islam Indonesia,
7 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar