Tak perlu ke Cina untuk Belajar Kaya
Perlukah orang Indonesia pergi jauh-jauh untuk menuntut ilmu ke Cina?
Pertanyaan menggelitik dilontarkan oleh anggota MUI pusat, Dr. Anwar Abbas,
M.A.
Menurutnya tidak perlu! Tidak perlu orang Indonesia ke Cina, karena
Cinanya sudah ada di Indonesia. Mereka sudah sangat dekat dengan kita. Kita
tinggal bekerjasama dengan mereka agar kita bisa maju.
Ada Apa dengan Cina?
Anwar Abbas telah meneliti sebelas orang terkaya di Indonesia. Hasilnya? Deretan
orang-orang terkaya tersebut ternyata adalah orang cina. Yang tentunya agama
mereka bukan Islam. Hanya satu orang Islam yang duduk dalam deretan orang
terkaya di Indonesia itu ialah Chairul
Tanjung. Sekali lagi hanya satu. Ironi. Penduduk Islam terbesar perekonomiannya
jauh dibawah orang-orang minoritas di Indonesia.
Mental Umat Islam: Mental Pegawai
Seolah lupa dengan semangat enterpreuner K.H. Ahmad Dahlan yang menjadi
pedagang batik tersohor, kini umat Islam terbius dengan obsesi menjadi PNS atau
pegawai saja. Mental-mental seperti ini tentu saja menghasilkan masyarakat
pasif. Tidak kreatif. Merasa puas dengan penghasilan yang pas-pasan. Padahal
kesempatan untuk menjadi umat Islam yang kaya terbuka lebar.
Bagaimana caranya?
Kita harus gigih membangun perekonomian
dengan cara berdagang. Berdagang adalah satu-satunya cara menjemput rizki yang
melimpah ruah. Umat Islam harus mempunyai cita-cita yang besar dan luhur. Tidak
hanya berorientasi menjadi pegawai demi mencukupi kebutuhannya sendiri. Karena Islam punya
konsep zakat, ibadah haji, pemberdayaan, pendidikan, dll. Dan konsep tersebut
mustahil terlaksana kecuali umat Islam di Indonesia kaya-kaya.
Memeras seminar yang diselenggarakan untuk Menyambut Kongres Umat Islam Indonesia,
7 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar