Pada saat bersamaan, ada
pemandangan kontras yang muncul. Seorang tua dengan kedalaman ilmunya
menunjukan kerendahan hati saat menyampaikan gagasan. Suaranya lembut,
bahasanya tertata. Dalam kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya mengandung
permohonan maaf jika terdapat kekeliruan dalam apa yang disampaikan. Juga
dengan kerendahan hatinya mau mengakui setiap kebenaran yang datang dari mana
pun. Orang-orang yang melihat manusia cerdas sekaligus rendah hati ini langsung
hormat tanpa komando saat melihatnya. Ia adalah symbol kedalaman yang utuh.
Seperti telaga yang hening.
Kesimpulanku adalah;
Pertama, manusia yang hanya punya
pengetahuan secuil lalu berlaku sombong, menunjukan tingkat kematangannya
rendah.
Kedua, kecerdasan intelektual akan
mental jika tidak dibarengi dengan kecerdasan emosional.
Ketiga, meninggikan diri dengan cara merendahkan orang lain adalah kesalahan fatal yang sangat memalukan.
Keempat, apa yang diketahui manusia mungkin hanyalah setetes dari lautan pengetahuan Allah, maka betul-betul perlu bercermin berkali-kali sambil merenung seumur hidup jika mau bersombong.
Kelima, sombong itu menurunkan kekerenan seseorang sampai 90%.
Teringat kata guru mahfudhot saya, Mbah Zubat, "Sombong itu pangkal kejatuhan".
Ketiga, meninggikan diri dengan cara merendahkan orang lain adalah kesalahan fatal yang sangat memalukan.
Keempat, apa yang diketahui manusia mungkin hanyalah setetes dari lautan pengetahuan Allah, maka betul-betul perlu bercermin berkali-kali sambil merenung seumur hidup jika mau bersombong.
Kelima, sombong itu menurunkan kekerenan seseorang sampai 90%.
Teringat kata guru mahfudhot saya, Mbah Zubat, "Sombong itu pangkal kejatuhan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar